Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Senin (22/7) pagi.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani mengatakan pasca mengalami koreksi sepanjang Mei dan Juni lalu, IHSG berhasil rebound dengan momentum kenaikan yang terjaga di atas EMA5. Hal itu mengartikan bahwa momentum kenaikannya kuat.
Dilihat dari aliran dana asing, pada Kamis lalu asing kembali mencatatkan inflow di IHSG sebesar Rp 1,2 triliun, jika terus berlanjur terus berlanjut secara konsisten maka membuka peluang bagi IHSG untuk membentuk level all time high barunya, jelas Dimas pada riset yang dikutip, Senin (22/7).
Dimas juga melihat, pelemahan IHSG pada minggu lalu terdampak dua top losers yakni IDX Basic Materials yang melemah -1,58% dan IDX Infrastructure menurun sebesar 1,16%. Namun, IHSG tidak melemah begitu dalam berkat dua top gainers yaitu IDX Energy yang naik 1,71% dan IDX Transport sebesar 1,42%.
“Selain jtu ada 3 sentimen utama yang memengaruhi pergerakan IHSG, yakni RDG Bank Indonesia, aliran dana asing ke IHSG dan pandangan gubernur The Fed mengenai penurunan suku bunga,” ungkapnya.
Sementara untuk pekan ini, Dimas menyebutkan ada sejumlah sentimen lain yang akan berpengaruh. Di antaranya PDB AS Kuartal II 2024, Laporan Kinerja kuartal II 2024 Emiten di IHSG dan Core PCE AS bulan Juni.
Pada Kamis (25/7) AS akan mengumumkan pertumbuhan PDBnya untuk kuartal II ini. Menurut konsensus bahwa PDB AS kuartal II akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 2% atau lebih tinggi dari catatan kuartal I yang hanya sebesar 1,4%.
Jika dilihat dari pertumbuhan PDB dalam tiga kuartal terakhir, laju pertumbuhan PDB AS menunjukan pertumbuhan terendah sejak mengalami kontraksi pada semester I 2022 yang lalu, hal ini juga yang bisa memicu The Fed dalam mengambil keputusan suku bunganya dengan melihat data PDB tersebut yang menggambarkan kondisi ekonomi AS saat ini, jelasnya.
Kemudian Dimas juga mencermati historical data mengenai waktu penyampaian laporan keuangan kuartalan, ada beberapa emiten besar di IHSG yang berpotensi akan menyampaikan capaian kinerjanya untuk kuartal II 2024. Seperti BBCA dan BBNI yang pada kuartal 2 2023 lalu menyampaikan laporan kinerja kuartal II nya di tanggal 25 Juli 2023.
Berdasarkan laporan kinerja lima bulan pertama tahun 2024, kedua emiten big banks tersebut akan mencatatkan kinerja Kuartal II yang bagus. Hal ini akan memberikan sentimen positif bagi kedua saham tersebut sekaligus menjadi katalis bagi IHSG keseluruhan, ujarnya.
Selanjutnya pda Jumat (26/7) AS akan mengumumkan data ekonomi yang selama ini dijadikan acuan bagi The Fed dalam memutuskan tingkat suku bunga yaitu, Core PCE AS bulanan untuk bulan Juni. Indeks Harga Pengeluaran Personal Inti bulan Juni diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,2% atau lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,1%.
Core PCE mengukur persentase perubahan harga barang dan jasa di luar jenis barang makanan dan energi, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat terkait kondisi ekonomi dan inflasi di AS. Oleh karenanya, indikator ini menjadi salah satu acuan bagi The Fed dalam menentukan keputusan tingkat suku bunganya, ucap Dimas.
Sehingga jika berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 26 Juni 2024. Tiga saham tersebut sebagai berikut:
Perusahaan kertas menaikkan harga, pasar sedang membaik
Apakah kacamata AI akan menjadi tren selanjutnya?
Pasar saham A-share terus turun di bawah level rekor
Indeks Hang Seng Turun untuk Hari Kedua, Ditutup 301 Poin Lebih Rendah
Periksa kapanpun Anda mau
WikiStock APP