Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik anjlok di awal pekan ini, Senin (20/5).
Memulai awal perdagangan dengan penguatan, namun IHSG terpukul jatuh di sesi II hingga ditutup melemah 50,54 poin atau merosot 0,69% ke posisi 7.266,69.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati, penekan IHSG berasal dari saham-saham yang selama ini menjadi penopang IHSG. Yaitu saham big caps perbankan, dan koreksi beberapa saham-saham Prajogo Pangestu.
Walaupun belum sepenuhnya patah tren, namun yang namanya big caps akan selalu memberikan efek yang mendalam pada IHSG, ungkap William dalam risetnya, Selasa (21/5).
Baca Juga: Kinerja Indeks IDX Value30 Menghijau, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
William memandang penurunan IHSG kemarin secara teknikal tidak termasuk pelemahan yang berbahaya, karena terukur candlestick masih bertahan di atas MA5.
Dari faktor eksternal, sebagian pelaku pasar menaksir hubungan pelemahan IHSG kemarin adalah efek insiden presiden Iran dalam kecelekaan helikopter.
Ditambah lagi sempat ada penguatan sesaat pada komoditas minyak, sehingga terkesan cocok IHSG melemah dengan adanya sentimen tersebut.
Namun hal ini ternyata tidak cocok, karena sebagai sentimen eksternal, berita duka ini tidak membuat bursa luar negeri melemah. Hanya IHSG saja, maka bisa disimpulkan pelemahan IHSG adalah sepenuhnya faktor dari IHSG itu sendiri, tegas William.
Secara teknikal, IHSG mengalami pelemahan yang merupakan koreksi sehat. IHSG masih bertahan dalam tren naik di atas MA5 dan MA20.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham BUMI, NISP, dan ELSA untuk Perdagangan Selasa (21/5)
Pelemahan yang terjadi kemarin menjadi kesempatan buy on weakness bagi yang masih memiliki saham favorit dan belum sempat membelinya, imbuh William.
William memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat dengan rentang 7.254 – 7.300. Berikut rekomendasi saham yang secara teknikal menarik dicermati hari ini (21/5):
1. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
Analisa: Trend following dengan posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20.
Rekomendasi: buy
Support: Rp 610
Resistance: Rp 660.
MAIN
Baca Juga: Wall St Senin (20/5): Nasdaq Sentuh Rekor, S&P 500 Naik dengan Fokus ke Nvidia
2. PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ)
Analisa: Indikasi melemah dari pembentukan dead cross pada MA5 dan MA20.
Rekomendasi: sell on strength
Support: Rp 400
Resistance: Rp 486.
3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Analisa: Masih dalam tren melemah, candlestick menurun di bawah resistance MA5 dan MA20.
Rekomendasi: Wait and see
Support: Rp 2.800
Resistance: Rp 3.200.
Baca Juga: Market Global: Wall Street Campur Aduk, Emas Sentuh Rekor Tertinggi
4. PT Elnusa Tbk (ELSA)
Analisa: Trend following dengan posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20.
Rekomendasi: buy
Support: Rp 448
Resistance: Rp 468; Rp 474.
Byte membantah rumor spekulasi tentang saham konsep Doubao di A-share
Bagaimana mengembangkan ekonomi di ketinggian rendah
Konsep Doubao melonjak, ekonomi IPO booming
5G memasuki "paruh kedua", saham mana yang terbaik untuk dibeli
Periksa kapanpun Anda mau
WikiStock APP